Launching Film dan Gerai Masyarakat Adat Massenrempulu

Andi Zulkarnaen, selaku Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Enrekang mewakili Bupati Enrekang. (25/02/2021) Foto: Iswandi

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Sulawesi Selatan, JURnal Celebes, Pengurus Harian Wilayah (PHW) PEREMPUAN AMAN Sulawesi Selatan melaksanakan Launching Film “Kelola Wilayah Adat untuk Kemandirian Ekonomi” dan Gerai Masyarakat Adat Massenrempulu (GEMAS) di Desa Mendatte, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. (25/02/2021)

Kegiatan ini merupakan rangakaian kegiatan AMAN Wil. Sul-Sel, JURnal Celebes dan PHW PEREMPUAN AMAN Sul-Sel atas dukungan Dedicated Grant Mechanism (DGM) Indonesia dan The Samdhana Institut untuk mewujudkanpeningkatan kapasitas masyarakat adat dan kepastian tata kelola hutan adat untuk pengembangan ekonomi bagi masyarakat adat di Enrekang.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh National Steering Committee (NSC) DGMI Region Sulawesi, National Steering Committee (NSC) DGMI Perwakilan Perempuan Adat, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Enrekang, Kepala Desa, AMAN Daerah Massenrempulu, PEREMPUAN AMAN Daerah Massenrempulu serta Komunitas Masyarakat Adat Massenrempulu.

Andi Zulkarnaen, selaku Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Enrekang mewakili Bupati Enrekang mengapresiasi kerja-kerja AMAN, JURnal Celebes dan PEREMPUAN AMAN yang selama ini dilaksanakan.

“Kegiatan hari ini bukanlah kegiatan yang tiba-tiba ada tapi perjuangan panjang selama ini, kami sangat mengapresiasi atas kerja-kerja AMAN, JURnal Celebes dan PEREMPUAN AMAN atas dukungan dari DGM Indonesia”. Tuturnya (25/02/2021)

“Peran pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, didalamnya termasuk Masyarakat Adat. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini, ada tiga hal yang dilakukan, yang pertama adalah pemberdayaan masyarakat, peningkatan peran serta masyarakat dan peningkatan daya saing masyarakat. Alhamdulillah, ini dipahami bukan hanya sebagai tugas pemerintah saja. Namun organisasi diluar pemerintahpun ternyata ikut berperan dalam mewujudkan semua itu dan salah satunya dilaksanakan oleh AMAN lewat Masyarakat Adat dan bersyukur atas itu lewat dukungan DGM Indonesia. Tambahnya (25/02/2021)

Saat ini, sebanyak 22 Komunitas Masyarakat Adat terdafar sebagai anggota pada Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. 10 (sepuluh diantaranya telah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Enrekang.

“Enrekang punya potensi kearifan lokal yang dimiliki dan terpelihara di Masyarakat Adat kita. ini adalah keunikan, Ini adalah identitas, ini adalah jati diri masyarakat Kabupaten Enrekang dan kita tidak boleh terasing dengan adat masyarakat adat, nilai-nilai yang ada didaerah kita. Tuturnya (25/02/2021)

Selain itu, Bata Manurun selaku NSC DGMI Region Sulawesi mengatakan bahwa Program ini hanya pemantik saja dan selanjutnya akan dijalankan oleh Komunitas-komunitas Masyarakat Adat.

“Program ini hanya pemantik saja, yang hari ini kita closing hanyalah pemantik memulai dan selanjutnya akan dijalankan oleh Komunitas-komunitas Masyarakat Adat. Ada 3 fokus yang dilakukan kemarin oleh AMAN Wil. Sul-Sel, JURnal Celebes dan PEREMPUAN AMAN Wil. Sul-Sel selama 2 tahun bekerja dalam program ini, yang pertama bagaimana memastikan hak kita terhadap hutan, sumber daya alam kita sebagai masyarakat adat yang biasa dibilang memastikan tenurial. Yang kedua, bagaimana kapasitas masyarakat adat itu bisa ditingkatkan dengan belajar bersama komunitas masyarakat adat, sharing pengetahuan dimana pengetahuan itu menjadi perekat bersama kita. Banyak yang tidak tau mendapatkan pengetahutan bersama kita dengan program ini. Kemudian yang ketiga, terkait dengan lifelihood yaitu kepastian hidup, wilayah dan ekonomi seperti yang akan kita resmikan yaitu sari jahe dari Kaluppini dan kopi dari Masyarakat Adat Uru. Tuturnya (25/02/2021)

Arabika Uru dan Sari Jahe Kaluppini merupakan produk unggulan yang dipasarkan oleh GEMAS. (21/01/2021) Foto: Asmitha Jatir

Kopi Arabika Uru merupakan produk unggulan yang dikembangkan oleh Kelompok Ekonomi Perempuan Adat Uru. sedangkan Sari Jahe juga merupakan produk unggulan yang dikembangkan oleh Kelompok Ekonomi Perempuan Adat Kaluppini.

“Sebenarnya ini bukan hal baru kita lakukan, tapi jauh sebelumnya Masyarakat Adat telah menerapkan selama ini. Kita mau menginovasi jahe untuk menyegarkan badan, tapi diinovasi supaya lebih berkualitas dan bisa dinikmati oleh siapapu. Begitupun dengan kopi yang sebelumnya kita akan tingkatkan kualitasnya. Sehingga kopi dan jahe  yang ada di Massenrempulu bisa dikenal seperti produk yang lain”. Tuturnya (25/02/2021)

“Mudah-mudahan ini tetap berlanjut, bukan berarti program ini selesai dan pekerjaan kita selesai. Akan tetapi, semua akan berlanjut dikembangkan lebih bagus lagi, dijaga dan dirawat. Mudah-mudahan produk-produk ekonomi yang kita buat ini sebagai langkah maju untuk kemandirian Masyarakat Adat minimal di 2 (dua) Komunitas Masyarakat Adat ini. Tapi, bukan hanya penerima manfaat di Komunitas Adat ini, melainkan kepada seluruh komunitas yang ada di Massenrempulu bisa melakukan hal yang sama. Ini hanya pemantik, semoga komunitas yang lain bisa melakukan hal seperti Uru dan Kaluppini. Terangnya (25/02/2021)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *